Budaya korea yang booming ini sudah menginfeksi indonesia.
Ratusan judul drama, musik pop, serial, film hingga boyband dan girlband
diputar dan dipertontonkan dilayar televisi indonesia pada beberapa tahun terakhir
ini. Korea memiliki daya tarik yang luar biasa yang menyebabkan makin
bertambahnya jumlah pecinta korea. Banyak orang tertarik pada korea karena unik
dalam berbagai sisinya seperti kebudayaan, kuliner, hingga pariwisatanya.
Indonesia adalah salah satu negara yang banyak masyarakatnya
menyukai budaya korea. Awalnya, setelah drama FullHouse ditayangkan, banyak
drama lain yang ditayangkan di stasiun Indonesia. Drama yang paling banyak disukai
adalah Boys Before Flowers. Tidak hanya drama nya saja yang disukai, boyband
dan girlband nya pun tak kalah menarik dan disukai semua umur karena suka akan
wajah asia yang khas oriental, kemudian aksi dance, gaya rambut, sampai style
fashion para artis korea pun sampai saat ini dijadikan trendsetter masa kini.
“Demam Korea” mampu mempengaruhi pola hidup dan cara
berpikir masyarakat. Pemerintah korea pun memanfaatkan cara ini untuk
memperbanyak pemasukkan negara atau devisa negara karena makin banyaknya turis
asing yang berlibur ke korea karena pariwisata yang menarik.
Belum lama ini juga semakin tumbuh menjamur restoran
authentic korea di mall mall kota di indonesia, dan juga sekolah khusus korea dan
pembelajaran Bahasa korea
Korean Wave, siapa yang tak kenal dengan istilah ini? Hampir di
seluruh Negara Asia mengalami fenomena Korean Wave atau yang
lebih sering dikenal dengan Demam Korea. Negara-negara di Asia
seperti Jepang, China, Taiwan, Hongkong, Thailand, Philiphina, Singapura,
Malaysia, Indonesia dan lain-lain. Bahkan sekarang, Korean Wave juga sudah
menyebar ke belahan bumi bagian barat seperti Amerika, LA, Paris, Eropa dan
lain-lain.Demam Korea ini meliputi film, musik, fashion, budaya,
bahasa dan lain-lain. Yang paling berpengaruh atau memiliki pengaruh besar
yaitu musik.
Di Indonesia sendiri remajanya mengalami fenomena ini,
padahal sebelumnya di Indonesia juga pernah mengalami yang dinamakan Japanese
Wave atau yang lebih familiar yaitu J-Pop. Sama halnya
dengap J-Pop, K-pop atau Korean Pop juga
tidak kalah terkenal. Remajanya sama-sama tergila-gila dengan musik Negara Asia
Timur tersebut. Terhitung dari tahun 2010 sampai tahun ini (2013) ada
kurang-lebih 25 Boyband dan Girlband maupun penyanyi solo dari Negara
Ginseng yang mengadakan konser di Indonesia. Antusiasme remaja
Indonesia juga sangat tinggi, ditandai dengan jumlah tiket yang terjual,
jumlahnya tidak main-main.
Korean Wave ini tentu membawa pengaruh pada pribadi
peminatnya, terhadap musik, maupun Negara itu sendiri. Banyak pengaruh negatif
maupun positif yang di dapat dari fenomena ini.
Tahun 2012 adalah puncak dari fenomena ini. Dimana di
Indonesia sendiri muncul beberapa Boyband dan Girlband a’la Boyband-Girlband
Korea yang sempat memunculkan pro dan kontra tersendiri di Indonesia. Musisi di
Indonesia sempat angkat bicara tentang masalah tersebut. Adanya
Boyband-Girlband di Indonesia dinilai mengalahkan Band yang menjadi ciri khas
musik di Indonesia.
Pengaruh lainnya yaitu terhadap peminat musiknya. Remaja Indonesia lebih
memilih mendengarkan lagu K-pop atau lebih memilih berdandan
mirip dengan idolanya yang terkesan lebih ‘terbuka’ serta mengikuti gaya hidup
masyarakat Korea Selatan. Selain itu, remajanya lebih senang berbicara bahasa
Korea dibandingkan berbicara Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal
tersebut menurunkan nilai kebangsaan dan kebudayaan bagi bangsa Indonesia
karena pengaruh asing itu.
Tidak hanya itu, remaja Indonesia menjadi lebih konsumtif dan juga terkesan
boros. Mereka membeli stuff, tiket konser, ataupun album original dari
idolanya.
Bahkan saat ini, ada beberapa channel TV di Indonesia
yang memiliki acara tersendiri untuk K-popers (fans K-pop)
ini. Hal itu juga membawa pengaruh negatif dalam dunia perfilman di Indonesia
karena masyarakatnya lebih senang menonton film Korea daripada film-film buatan
anak bangsa. Dan tahun 2013, Youtube meluncurkan channel khususK-Pop di
beberapa Negara termasuk Indonesia.
CARA MENGATASI DAMPAK BUDAYA KOREA
Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya
merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian
bangsa namun kita harus tetap menjaga agar budaya kita tidak luntur.
Langkah-langkah untuk mengantisipasinya adalah antara
lain dengan cara,
- Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya semangat mencintai produk dalam negeri. Memakai pakaian, sepatu atau perlengkapan made in Indonesia salah satu contoh untuk mengatasi budaya-budaya asing yang ada di Indonesia.
- Lebih
selektif terhadap budaya asing/korea yang masuk ke Indonesia. Menyeleksi
dan menyaring nilai-nilai budaya asing sangat lah perlu dilakukan, dalam
hal ini budaya korea yang bersifat baik untuk perkembangan kemajuan di
indonesia bisa menjadi panutan seperti hal nya mepunyai etos kerja yang
tinggi, tehknologi dll .
Nilai-nilai budaya asing yang sesuai dengan budaya bangsa dapat diserap sehingga akan memperkaya nilai budaya bangsa , sedangkan budaya yang bersifat tidak baik langsung di tinggalkan seperti hal nya dalam cara berpakaian yang tidak baik. - Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya,
- Melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik- baiknya dan Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa
- Mengenali,
memelihara dan mengembangkan kebudayaan nasional
Memelihara dan mengembangkan budaya nasional sebagai jati diri bangsa dengan cara mengirimkan misi kebudayaan dan kesenian dari suatu daerah keluar negeri. Selain itu, dapat dilakukan dengan menayangkan dan menyiarkan kebudayaan dan kebudayaan nasional melalui berbagai media, mengadakan seminar membahas kebudayaan daerah sebagai budaya nasional, serta pelestarian dan pewarisan dan pewarisan daerah yang dapat mendorong persatuan dan kesatuan bangsa. - Lebih mempromosikan kebudayaan kesenian Indonesia agar masyarakat tertarik untuk ikut melestarikan kebudayaan indonesia tersebut. Jangan sampai kebudayaan kita di akui oleh negara lain misalnya seperti atik yang mereka akui itu adalah pakaian tradisional yang berasal dari negaranya, reog ponorogo, yang seharusnya berasal dari Jawa Timur, dengan mudahnya mereka mengakui kalau itu adalah kesnian yang berasal dari negaranya, begitu juga dengan alat musik angklung, lagu rasa sayange, bahkan rendang sampai mereka akui adalah makanan yang berasal dari negara mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar